Kabupaten Bandung – Universitas Bale Bandung (UNIBBA) salah satu kampus ternama di Bandung, kembali menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) bertajuk UNIBBA Berdampak. Tahun ini, sebanyak 424 mahasiswa diterjunkan ke Desa Pangalengan dan Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Acara pembekalan dan pelepasan mahasiswa berlangsung pada 31 Juli 2025 di Gedung R.H Lily Sumantri. Para mahasiswa kemudian melaksanakan kegiatan KKN-PPM selama satu bulan penuh, yaitu dari 1 hingga 31 Agustus 2025.
Peserta KKN-PPM tahun ini terbagi ke dalam 19 kelompok, dengan pendampingan dari 19 dosen pembimbing lapangan (DPL). Kehadiran mahasiswa diharapkan menjadi energi baru bagi masyarakat desa dalam pengembangan potensi lokal dan peningkatan kualitas hidup.
Monitoring oleh Rektor dan Pemerintah Daerah

Penyerahan bibit kopi Ateng oleh mahasiswa KKN UNIBBA Berdampak kepada masyarakat Pangalengan Kabupaten Bandung
Rektor UNIBBA Dr. Ir. H. M. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., bersama jajaran dosen serta pemerintah daerah melakukan monitoring kegiatan pada 13 Agustus 2025 di Aula Desa Pangalengan. Hadir pula perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Ahmad Hidayat, S.Sos., yang menjabat sebagai Kepala Bidang DLH.
Dalam kesempatan itu, Ibrahim Rektor UNIBBA menegaskan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan desa.
“Mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga perlu terjun langsung ke masyarakat agar mampu memahami realitas sosial, budaya, dan ekonomi. Melalui KKN-PPM, mereka mendapat kesempatan untuk berkontribusi melalui program UNIBBA Berdampak,” kata Rektor UNIBBA, baru-baru ini.
Fokus Program KKN-PPM UNIBBA 2025

Penanaman 1.000 bibit kopi Ateng, di daerah Pangalengan Kabupaten Bandung dalam program KKN UNIBBA Berdampak
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bale Bandung Dr. Indra Nugrahayu Taufik, S.Pd., M.Pd menjelaskan bahwa kegiatan KKN-PPM UNIBBA Berdampak tahun ini mengusung berbagai tema yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, antara lain:
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan Literasi Edukasi Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis, dan Sejahtera (LEKSAM BEDAS); Perbaikan tata pamong dan tata kelola pemerintahan desa; Pengembangan teknologi informasi dan komputer untuk pembangunan desa.
Kemudian pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; Peningkatan produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan; Pengembangan UMKM lokal; dan Peningkatan kesehatan masyarakat.

424 mahasiswa KKN UNIBBA Berdampak diterjukan dalam penanaman bibit kopi Ateng
Lanjutnya program-program tersebut dirancang agar mahasiswa dapat mengasah keterampilan sekaligus memberi manfaat langsung bagi masyarakat desa.
Puncak Kegiatan: Penanaman 1.000 Pohon Kopi Ateng
Sebagai penutup, KKN-PPM UNIBBA 2025 menggelar kegiatan penanaman 1.000 bibit pohon kopi Ateng pada 28–29 Agustus 2025. Penanaman dilakukan oleh mahasiswa bersama para petani kopi di Desa Pangalengan dan Desa Pulosari.
Kata Indra langkah ini diharapkan berdampak jangka panjang, karena tanaman kopi akan terus dipelihara dan dikelola oleh petani setempat. Dengan begitu, hasil kegiatan KKN tidak hanya berhenti pada masa pelaksanaan, tetapi juga memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.
Mahasiswa Belajar, Masyarakat Merasakan Manfaat

UNIBBA Berdampak mendukung program pemerintah pusat dan daerah memberdayakan masyarakat
Masih dari keterangan Indra, tujuan utama KKN-PPM UNIBBA Berdampak adalah memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam menghadapi tantangan nyata di lapangan. Mereka dilatih untuk peka terhadap masalah sosial, kreatif dalam mencari solusi, serta mampu berinovasi sesuai bidang ilmu yang dipelajari.
“Program ini bukan hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga diharapkan memberikan dampak langsung bagi masyarakat desa. Harapannya, ada kesinambungan antara dunia akademik dan kebutuhan masyarakat,” kata Indra.
Dengan terselenggaranya KKN-PPM UNIBBA 2025, universitas berharap dapat terus berkontribusi pada pembangunan desa. Kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi juga wujud nyata pengabdian kepada bangsa dan daerah. (FWP)***
Komentar