Kota Bandung – Peran hubungan masyarakat (Humas) atau public relation (PR) merupakan bagian penting, baik dalam sebuah perusahaan maupun di sekolah. Humas memiliki tugas menjalin komunikasi untuk membangun citra positif sebuah organisasi atau individu di mata publik, baik internal maupun eksternal.
Tugas utamanya adalah mengelola penyebaran informasi, menjaga hubungan baik, memperoleh pengertian serta dukungan publik, hingga menangani isu dan masalah yang muncul.
Peran Humas SMAN 20 Kota Bandung
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SMAN 20 Kota Bandung, Dra. Hj. Euis Sopiah, menjelaskan berbagai program kehumasan di sekolah yang dipimpin oleh Aam Hamzah.
Menurut Euis, program Humas SMAN 20 berperan dalam menjalin hubungan internal maupun eksternal.

Kepala SMAN 20 Kota Bandung, Aam Hamzah, S.Pd., Wakasek Humas Dra. Hj. Euis Sopiah,(kedua dari kiri), Wakasek Kesiswaan Pipih Nurhidayanti, M.Pd., (kedua dari kanan),
Wakasek Kurikulum: R.r. Adi Hendrastuti, S.Pd., (kiri) dan Wakasek Sapras, Dodi Kusmayadi, M.Pd., (kanan)
“Tentu yang internal bagaimana mengkondusifkan lingkungan sekolah sehingga semua bisa berdaya guna. Artinya, sebagai guru bisa mengajar dengan baik, sebagai siswa bisa belajar dengan baik. Sehingga tercipta iklim lingkungan yang komisi,” kata Euis di Lobi SMAN 20 kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar, Selasa (2/9/2025).
Untuk eksternal, lanjutnya, peran Humas berfokus pada menggali potensi dari luar, baik melalui masyarakat, lembaga, maupun wirausaha yang dapat memberikan nilai tambah bagi sekolah.
“Seperti pada saat sekarang, kami kerja sama dengan salah satu produsen minuman kesehatan (You C 1000) mengadakan edukasi kesehatan kulit dan fisik bagi remaja dengan mendatangkan dokter,” jelasnya.
Selain itu, pemeriksaan kesehatan juga diberikan untuk guru dan tenaga kependidikan, meliputi kadar kolesterol, gula darah, asam urat, kepadatan tulang, dan lainnya.

Menghadirkan dokter pada kegiatan edukasi kesehatan
“Ini tentu memberikan hal yang cukup bermanfaat. Karena semua guru dan tenaga kependidikan bisa diperiksa kesehatannya tanpa harus bayar (gratis). Begitu juga dengan anak-anak,” ujarnya.
Euis menegaskan, dengan keterbatasan anggaran, peran Humas sangat penting dalam menggali kerja sama eksternal agar berbagai kegiatan di SMAN 20 Kota Bandung bisa terealisasi.
Program Career Day
Selain kerja sama kesehatan, SMAN 20 juga menyiapkan program Career Day pada November mendatang.
“Dulu namanya Edu Expo, sekarang Career Day, karena kami masih memandang perlu memfasilitasi siswa kelas XII dengan berbagai informasi mengenai perguruan tinggi. Dengan begitu, pilihan mereka dalam melanjutkan pendidikan tidak salah arah dan sesuai dengan minat serta potensi,” pungkas Euis.
Program Scouting Class ‘Motekar‘

Guru SMAN 20 Kota Bandung, saat pemeriksaan kesehatan
Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Pipih, menjelaskan agenda tahunan Scouting Class yang diikuti siswa kelas X.
Kegiatan ini bertujuan membentuk life skill serta kemampuan siswa di bidang kepramukaan, mengingat pada masa SMA kegiatan Pramuka bisa dikatakan kurang diminati.
“Kami mengemas kegiatan kepramukaan ini semenarik mungkin sesuai tema tahun ini, Scouting Class Motekar. Tema ini sejalan dengan Pancawaluya yang dicanangkan oleh Bapak Dedi Mulyadi, Gubernur Jabar,” kata Pipih.
‘Motekar’ merupakan singkatan dari Mandiri, Optimis, Tangguh, Energik, Kreatif, Aktif, dan Religius. Nilai-nilai tersebut ditanamkan pada diri 380 siswa kelas X melalui berbagai kegiatan yang menekankan kerjasama tim, kekompakan, serta keterampilan dasar.

Kegiatan Kepramukaan sistem blok, Scouting Class Motekar 2025
Rangkaian kegiatan berlangsung tiga hari, 2–4 September 2025. Dua hari pertama di sekolah, hari terakhir di luar sekolah.
Hari pertama diisi apel, pengenalan smapur, dasa darma, tri satya, flashmob smapur tiap kelas, serta kelas memasak. Dalam kelas memasak, siswa dikenalkan dengan bumbu dapur (hastakarya) seperti kunyit (koneng dalam bahasa Sunda) jahe dan lainnya, sebagai bentuk pengenalan kearifan lokal yang kaya rempah.
Hari kedua, siswa mengikuti pionering atau ketangkasan, membuat tali-temali, keterampilan membuat tandu, serta pengenalan berbagai sandi Pramuka. Ada juga lomba baris-berbaris per pleton (25 orang) untuk menilai kekompakan, kerapihan, dan kesolidan.
Hari ketiga dilaksanakan di luar sekolah dengan konsep pembelajaran mendalam, menyenangkan, dan penuh makna. Kegiatan berupa hiking dari pos ke pos, latihan montenaring, hingga pembelajaran langsung bersama pembina Pramuka dengan dukungan Kwaran dan Kwarcab.
Dengan kegiatan tersebut, Pipih berharap para siswa memiliki karakter kuat dan berdaya saing. (FWP)***
Komentar